Memotong Lingkaran Setan Kemiskinan dengan Pelatihan Kerja

By Admin

nusakini.com--Pelatihan vokasi atau yang lebih dikenal sebagai pelatihan kerja merupakan shortcut (jalan pintas) untuk percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja Indonesia. 

Mengapa disebut jalan pintas? Karena jika dibandingkan dengan pendidikan formal, pelatihan kerja tidak membutuhkan waktu lama untuk menghasilkan tenaga kerja yg kompeten.  

Itulah mengapa Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri berulang kali mengingatkan pentingnya pelatihan kerja di hampir setiap sambutan pada acara-acara kedinasan.  

Menaker menyadari betul pelatihan kerja adalah solusi cepat untuk memotong lingkaran setan kemiskinan yang salah satu faktor penyebabnya adalah rendahnya keterampilan.  

"Kenapa orang miskin? Karena penghasilannya rendah? Kenapa rendah? Karena pekerjaannya tidak berkualitas. Kenapa tidak berkualitas? Karena pendidikannya rendah sehingga tidak mempunyai keterampilan. Kenapa pendidikannya rendah? Karena miskin. Berputar terus seperti lingkaran setan," kata Menaker Hanif saat memberikan sambutan pada seminar kewirausahaan di Kantor Bupati Bogor, Jawa Barat.

"Nah Pemerintah ingin memotong lingkaran setan ini. Caranya dengan pelatihan kerja atau vokasi," tutur Menaker Hanif melanjutkan.  

Dengan pelatihan kerja orang miskin yang berpendidikan rendah & tidak memiliki keterampilan memiliki kesempatan untuk meningkatkan keterampilan. 

Jika keterampilannya meningkat maka seseorang bisa memiliki pekerjaan yang berkualitas dengan penghasilan yang besar sehingga secara otomatis akan mengeluarkannya dari lingkaran setan kemiskinan.  

Untuk itu, menurut Menaker agar pelatihan kerja bisa diakses oleh masyarakat secara masif maka diperlukan penguatan akses dan mutu lembaga pelatihan kerja seperti Balai Latihan Kerja (BLK). 

Saat ini sudah ada program reorientasi, revitalisasi dan rebranding BLK. Program ini ditujukan untuk mempercepat proses dan masifikasi produksi sumber daya manusia yang berkompeten di beberapa bidang kejuruan prioritas.  

"Fokus dan masifkan produksi SDM di BLK-BLK milik pemerintah. Pilih satu dua kejuruan prioritas dan lakukan produksi secara masif, sehingga output dari pelatihan berbasis kompetensi di BLK semakin besar dan sesuai kebutuhan industri," ujar Menaker Hanif. (p/ab)